Kegiatan

0 komentar
Peringatan Seabad Tamansiswa
blog

Yogyakarta-Perkumpulan Keluarga Besar Tamansiswa (PKBTS) sebagai lembaga otonom di bawah Piagam Peraturan Besar Tamansiswa bekerjasama dengan Disdikpora DIY yang didukung pembiayaannya dengan DANAIS menyelenggarakan rangkaian kegiatan peringatan #SeabadTamansiswa. Kegiatan ini telah dimulai sejak bulan Maret tahun 2022 dengan Workshop peningkatan kemampuan pamong/guru dengan ciri-khas ajaran Tamansiswa terkait pendidikan untuk meluhurkan kebudayaan. Workshop tersebut akan diikuti dengan workshop yang total jumlahnya ada 6 kali ditambah dengan 2 kali seminar pendidikan dan kebudayaan. Workshop-workshop dan seminar ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas tiap bagian di Perguruan Tamansiswa yang mencangkup seluruh pamong/guru di cabang-cabang sekolah Tamansiswa di wilayah  Daerah Istimewa Yogyakarta. Isi dari workshop dan seminar tersebut difokuskan dalam upaya kolaborasi ajaran Tamansiswa dengan kemajuan teknologi saat ini tanpa meinggalkan ciri-khas utamanya sebagai lembaga pemajuan keluhuran kebudayaan yang berjuang di ranah pendidikan. Sedangkan puncak acara peringatan #SeabadTamansiswa berupa Gelar Seni Budaya.

Puncak #SeabadTamansiswa acara yang dilakukan pada hari Minggu 3 Juli 2022 di Pendapa Agung Tamansiswa dihadiri secara luring dan daring. Hadirin luring sekitar 550 orang pejabat dan tamu undangan, 50 panitia, 150 penampil serta 50 kru pendukung. Selain rangkaian berbagai sambutan dan ucapan selamat dari para pejabat tinggi negara dan berbagai organisasi masyarakat nasional. Juga dilakukan penyerahan Buku 1 Abad Tamansiswa, peluncuran perangko sampul hari pertama Seri Satu Abad Tamansiswa dan penganugrahan KHD Award oleh Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa kepada tiga tokoh bangsa (Nyi Hadjar Dewantara, Bung Karno dan Bung Hatta).

Dalam kesempatan puncak acara #SeabadTamansiswa ini, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X, yang diwakili oleh Sekda DIY Drs Kadarmanto Baskara Aji membacakan Sambutan Orasi Budaya tertulis terkait betapa pentingnya peran dan ajaran Tamansiswa bagi Keistimewaan Yogyakarta. Bahkan Gubernur DIY secara tegas menjadikan ajaran Tamansiswa sebagai pilar penyangga pendidikan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan mengutamakan ajaran Ki Hadjar Dewantara yang berasaskan ideologi Pancasila merupakan piranti pendidikan terbaik dalam perjuangan membangun bidang kemasyarakatan, kebangsaan dan kebudayaan dalam arti yang luas. Serta harapan Gubernur DIY, betapa anggunnya jika di DIY setiap insan pendidikan di sekolah maupun pendidikan non formal selalu mengutamakan konsep-konsep yang sudah dilahirkan Ki Hadjar Dewantara. Penyampaian pidato orasi budaya Gubernur DIY diakhiri dengan penandatanganan secara simbolis Prasasti Penanda Satu Abad Tamansiswa dengan Surya Sengkala : “Miyating Galih Ngluhurken Pangabekti” yang selain bermakna angka 2022 juga memiliki arti “Melihat ke Dalam Hati untuk Meluhurkan Bakti”. Makna yang mengajak seluruh insan Tamansiswa agar kembali ke satu hal yang selalu diperjuangkan Ki Hadjar Dewantara dalam pendidikan, “kembali ke hati” agar lurus dan bersih niat dalam melandasi setiap pengabidain hidup kita di dunia ini.

Puncak acaranya berupa Gelar Seni dengan menampilkan Drama Musikal Tiga Babak berjudul “Ki Pamong” yang naskahnya ditulis oleh Paksi Raras Alit yangmerupakan alumni Taman Muda Ibu Pawiyatan Tamansiswa (SD) serta Sutradara Setyaji Dewanto – Yuli Miroto – Setyanto Prajoko yang juga deretan nama alumni perguruan kebangsaan Tamansiswa. Drama musikal ini bercerita dalam tiga babak dari sesanti ING-ING-TUT. Babak Ing Ngarsa Sung Tuladha : Menggambarkan betapa Ki Pamong memiliki kesaktian tiada tara, sebagai guru sekaligus empu yang mampu menghipnotis cantrik-mentriknya tanpa harus banyak bertutur. Telah tercipta hubungan tak kasat mata yang begitu kuatnya antara guru yang digugu lan ditiru dengan siswa-siswinya secara batiniah. Lingkungan kebangsaan yang sangat mendukung pola pendidikan masa lalu yang menguatkan citra guru yang ikhlas tak berorientasi pada prestasi untuk dipertontonkan kepada khalayak. Mendidik JIWA MERDEKA ! Babak Ing Madya Mangun Karsa : Bersamaan perubahan jaman yang seakan menggoyang jiwa Ki Pamong dan tawaran kemakmuran harta dan tahta. Bahkan hubungan tak kasat mata yang berubah secara digital mencerai beraikan frekuensi hatinya dengan hati para siswanya yang perlahan menjauh pergi. Goncangan politik dan situasi yang meruntuhkan semua sendi perguruan semakin membuat diri terpuruk. Babak Tutwuri Handayani : Tinggallah kedirian yang harus menjaga warisan Ki Hadjar Dewantara yang tertinggal. Biarlah semua suka cita dan kejayaan masa lalu meninggalkan, namun kewajiban utama menjaga negri tetap diyakini kembali. Tutwuri Handayani untuk negeri!

Puncak Acara 3 Juli 2022

penyerahan buku 1 abad tamansiswa

peluncuran hari pertama sampul perangko seri 1 abad ts

simbolis penandatanganan prasasti 1 abad tamansiswa

poster drama musikal 3 babak “ki pamong”

drama musikal 3 babak “ki pamong”




0 Komentar

Untuk mengirimkan komentar silakan login terlebih dahulu!

INFORMASI TERKAIT

Kirim pertanyaan, saran, dan masukan anda kepada kami