Kegiatan

0 komentar
SOSIALISASI PEDULI PAUD DALAM RANGKA PENYEBARLUASAN GERAKAN PAUD (STUNTING) DI DIY TAHUN 2022
blog

Kegiatan Sosialisasi  Sosialisasi Peduli  PAUD dalam rangka Gerakan PAUD di Daerah Istimewa Yogyakarta (Stunting) merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Dikpora DIY bekerjasama dengan pokja Ibu PAUD Daerah Istimewa Yogyakarta.  Kegiatan ini merupakan kegiatan yang bersumber dana dari Dana Keistimimewaan Daerah istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2022 dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta

Kegiatan ini merupakan implementasi PAUD HI dalam kegiatan  sosialisasi sebagai upaya dalam pencegahan stunting dengan melaksanakan kegiatan Sosialisasi Peduli  PAUD dalam rangka Gerakan PAUD di Daerah Istimewa Yogyakarta (Stunting). Kegiatan ini merupakan  program kegiatan Pokja Ibu PAUD Daerah Istimewa Yogyakarta yang melaksanakan implementasi PAUD HI sebagai rencana aksi nasional tentang kepedullian masyarakat terhadap PAUD. Sosialisasi yang dilaksanakan berawal dari gagasan bahwa kegiatan yang bertema stunting merupakan implementasi dari gerakan PAUD HI yang dicanangkan oleh pusat, sehingga daerah memiliki tugas untuk memperluas menjadikan sebuah implementasi PAUD Holistik Integratif di daerah masing-maisng dengan berlandaskan pada kebijakan dan pendanaan daerah masing-masing. Dengan adanya kegiatan ini merupakan peran besar pemerintah daerah dalam mendukung gerakan PAUD HI yaitu dengan menyediakan anggran bagi pengembangan PAUD HI di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kegiatan sosialisasi dilaksanakan pada tanggal 23, 24, 25, 27 Juni dan 1 Juli 2022. Kegiatan dilaksanakan selama 5 hari, diikuti oleh sebanyak 150 peserta sejumlah 30 peserta masing-masing kabupaten/kota. tempat yang dipergunakan yaitu di ruang Sasana Mitra Lantai 2 Dinas Dikpora DIY. Waktu pelaksanaan pukul 08.00- 16.00 WIB. Kegiatan dilaksannakan selama 8 jam dengan 6 jam penyampaian materi dan disertai waktu regsitrasi dan istirahat sholat dan makan. Narasumber yang menyampaikan materi sebanyak 3 orang dari unsur Pokja Ibu PAUD DIY. Dalam penyampaian materi narasumber menyampaikan secara timbal balik yaitu materi disampaikan kemudian dilanjutkan dengan diskusi dan Tanya jawab yang didampingi moderator. Setiap materi yang disampaikan memuat perihal yang mempunyai tujuan agar peserta dapat mengimplementasikan ke lembaga masing-masing serta dapat mengimbaskan ilmu dalam materi yang didapat.

Materi yang diberikan Pencegahan dan Penanganan Stunting di DIY oleh Ir. Hj Tri Martini Sudiana. Materi ini Stunting adalah kondisi gagal tumbuh anak balita (bawah lima tahun), yaitu terhambatnya perkembangan fisik, otak dan organ lainnya, diakibatkan oleh kekurangan gizi kronis (terus menerus) terutama pada 1000 Hari Kehidupan Pertama (HPK), ditandai dengan tubuh  anak yang terlalu pendek untuk usia nya (kerdil). Hal tersebut kalau tidak dicegah, akan berakibat terjadi penurunan kualitas sumberdaya manusia, yang secara nasional terjadi penurunan kualitas sumberdaya manusia suatu bangsa. Oleh karena itu, maka Presiden pada acara Pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrebang) Nasional tahun 2019 meminta untuk menuntaskan Stunting dalam 5 tahun, yaitu angka Stunting pada tahun 2019 sebesar 27,6% menjadi 14% pada tahun 2024. Di DIY kondisi balita pendek (Stunting) pada tahun 2016 sebesar 13,87% turun menjadi 11,09 % pada tahun 2020. Walaupun di DIY angka Stunting sudah rendah dibanding angka Stunting nasional,  Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta tetap terus berupaya menurunkan angka Stunting dengan diterbitkannya Peraturan Gubernur DIY Nomor : 92 Tahun 2020 tentang Rencana Aksi Daerah Pencegahan dan Penanganan Stunting DIY tahun 2020 - 2024. Mengapa Stunting harus dicegah?Karena  kalau seorang  anak  kurang  gizi  dan kena infeksi,  otak  menjadi  kosong, bersifat permanen tak terpulihkan, kualitas sumberdaya manusia rendah akan berakibat menjadi beban bangsa. Seorang anak yang cukup gizi dan sehat, anak menjadi cerdas dan produktif, kualitas sumberdaya manusia tinggi,  merupakan aset bangsa. Mengapa seorang ibu hamil harus sehat? Kita dapat mengetahui bahwa seorang anak stunting, sesudah anak tersebut lahir. Dengan demikian untuk mencegah seorang anak lahir stunting, saat seorang ibu hamil harus sehat. Bagaimana caranya ? Dimulai sejak dari seorang remaja siap menikah dan kemudian hamil.

Faktor-faktor penyebab Stunting

  1. Kurang pengetahuan tentang kesehatan dan gizi sebelum dan selama hamil.
  2. 60% dari anak usia 0-6bulan tidak mendapatkan ASI Eklusif.
  3. 2 dari 3 anak usia 6-24bulan tidak menerima MP-ASI yang bergizi.
  4. 1 dari 3 anak usia 3-6 tahun tidak terdaftar di PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)
  5. Menurunnya tingkat kehadiran anak di Posyandu (dari 79% di tahun 2007 menjadi 64% di tahun 2013).
  6. Belum semua ibu hamil mendapatkan akses yg memadai kelayanan imunisasi.
  7. 2 dari 3 ibu hamil belum mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) yg berisi zat besi dan asam folat.

Apabila  terjadi  kurang  gizi  dimasa  itu  maka  anak  akan  menjadi  pendek(Stunting).

-      Dampak akibat kekurangan gizi pada 1000 HPK bersifat permanen dan sulit untuk diperbaiki.

-   Anak yg pendek dapat mengakibatkan anak kurang percaya diri, pertumbuhan otak tidak maksimal dan resiko kegemukan (obesitas)

Pencegahan dan penanganan stunting di diy

Dalam upaya pencegahan dan penanganan Stunting, telah terbit Peraturan Gubernur DIY nomer 92 Tahun 2020 tentang Rencana Aksi Daerah Pencegahan dan Penanganan Stunting DIY tahun 2020-2024. Rencana   Aksi   Daerah   (RAD)   Pencegahan   dan   Penanganan   Stunting   adalah perencanaan secara sistematis, komprehensif dan terarah dari seluruh pemangku kepentingan untuk melaksanakan kegiatan pencegahan dan penanganan Stunting di DIY secara berkelanjutan dan berkesinambungan.

Dalam mendukung terintegrasinya pelaksanaan intervensi pencegahan dan penanganan Stunting dilaksanakan aksi konvergensi pencegahan Stunting guna memperkuat efektivitas perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi.

Aksi konvergensi pencegahan Stunting adalah sebuah instrumen atau pendekatan intervensi yang dilakukan secara terkoordinir, terpadu, dan bersama-sama dalam upaya penurunan angka Stunting, dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/ Kota dan Pemerintah Desa.

Ruang lingkup Rencana Aksi Daerah di DIY selama tahun 2020- 2024, ditangani oleh 18 instansi meliputi peran Pemerintah, Pemerintah Daerah DIY, Pemerintah   Kabupaten/ Kota, Pemerintah Desa, Perguruan Tinggi, Organisasi Profesi, dan Pemangku Kepentingan lainnya dengan kegiatan dan target/ capaian masing-masing setiap tahun sampai dengan tahun 2024.

Materi yang kedua adalah Perilaku Hidup Sehat dalam upaya Pencegahan Stunting yang disampaikan oleh Ir Asyantini, MM dari Pokja Ibu PAUD DIY. Dalam materi ini disampaikan bahwa Perilaku hidup sehat merupakan hal yang sangat penting untuk perkembangan hidup seorang anak. Bila hidup sehat tidak dilaksanakan dalam kegiatan sehari-hari maka perkembangan anak tidak akan berjalan dengan baik. Yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik anak adalah tentang “MENU/POLA MAKAN” sehari-hari.

Dengan perilaku hidup sehat maka tujuannya adalah antara lain agar :

  1. Anak  tumbuh  &  berkembang  mental  dan  fisiknya  secara normal
  2. Anak dalam kondisi sehat
  3. Anak cerdas
  4. Anak kreatif dan aktif
  5. Anak produktif
  6. Anak terbebas dari kondisi stunting (kerdil)

 

Indikator Perilaku Hidup Sehat meliputi :

  1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
  2. Bayi diberi ASI Eksklusif
  3. Membawa  balita  ke  Posyandu/Fasilitas  Kesehatan  setiap  bulan  (periksa kesehatan & mendapat vaksin-vaksin)
  4. Menggunakan air bersih
  5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
  6. Menggunakan jamban sehat
  7. Memberantas jentik-jentik di rumah seminggu sekali
  8. Makan buah dan sayur setiap hari
  9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
  10. Tidak merokok di dalam rumah

 

Cara Pencegahan Stunting :

  1. 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) terus menerapkan pola makan B2SA
  2. Nutrisi yang  lengkap untuk  bayi :  vitamin-vitamin  (A,B complex, C,D,E,K), mineral (kalsium, magnesium, fosfor, sulfur, sodium, kalium dan klorida), protein, lemak sehat, karbohidrat dan cairan
  3. Menerapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih & Sehat)
  4. Mengatasi anak yang susah makan
  5. Konsultasi dengan Tim Pelayanan Kesehatan.

Dengan uraian di atas jelas dapat digambarkan bahwa stunting dapat ditanggulangi / dicegah yaitu dengan perilaku hidup sehat dan  setiap  hari  menu  makan B2SA. Apabila   sebuah   masyarakat memahami hal ini maka di DIY semakin kecil / berkurang.

Materi yang ketiga yaitu Kontribusi PAUD dalam Memutus Mata Rantai Stunting yang disampaikan oleh drg Inni Hikmatin, M.Kes dari Pokja Ibu PAUD DIY. Stunting adalah gangguan pertumbuhan  dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.  Perpres 72 tahun 2021 tentang Percepatan dan Penurunan Stunting 1 dari 3 anak Indonesia mengalami STUNTING. (Riskesdas 2018)

Pentingnya Memutus Rantai Stunting  pada 1000 HPK

  1. 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yaitu masa sejak anak dalam kandungan hingga menjadi anak usia 2 tahun.
  2. 1000 HPK merupakan PERIODE EMAS karena pada masa ini terjadi pertumbuhan otak yang sangat pesat untuk mendukung pertumbuhan anak secara sempurna.
  3. Jika Periode ini tidak dilalui dengan baik, maka akan memberikan dampak yang bersifat PERMANEN seperti rendahnya kecerdasan, risiko PTM untuk dirinya dan dua generasi berikutnya, serta tubuh pendek pada usia dewasa.

Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi. Upayapenurunan stunting melalui 2 intervensi:

  1. Intervensi gizi spesifik à Untuk mengatasi penyebab langsung.
  2. Intervensi gizi sensitif à Untuk mengatasi penyebab tidak langsung.

Prasyarat Pendukung:

  • Komitmen Politik dan Kebijakan untuk Pelaksanaan;
  • Keterlibatan pemerintah dan lintas sektor;
  • Kapasitas untuk melaksanakan.

Intervensi Gizi Sensitif Percepatan Pencegahan Stunting.

Intervensi sensitif merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penyebab tidak langsung stunting yang umumnya berada di luar persoalan kesehatan.

Intervensi sensitif terbagi menjadi 4 jenis:

  1. penyediaan air minum dan sanitasi;
  2. pelayanan gizi dan kesehatan;
  3. peningkatan kesadaran pengasuhan dan gizi;
  4. peningkatan akses pangan bergizi.

Perilaku hidup sehat merupakan hal yang sangat penting untuk perkembangan hidup seorang anak. Bila hidup sehat tidak dilaksanakan dalam kegiatan sehari-hari maka perkembangan anak tidak akan berjalan dengan baik. Yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik anak adalah tentang “MENU/POLA MAKAN” sehari-hari.

Stunting adalah gangguan pertumbuhan  dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.  Stunting dapat ditanggulangi / dicegah yaitu dengan perilaku hidup sehat dan  setiap  hari  menu  makan B2SA. Apabila   sebuah   masyarakat memahami hal ini maka di DIY semakin kecil / berkurang. 




0 Komentar

Untuk mengirimkan komentar silakan login terlebih dahulu!

INFORMASI TERKAIT

Kirim pertanyaan, saran, dan masukan anda kepada kami