Detail Publikasi Jurnal

0 komentar
Pendidikan Menghadapi Globalisasi
blog
Keterangan & diskripsi gambar

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003). Pendidikan merupakan serangkaian proses pemberdayan potensi dan kompetensi untuk menjadi manusia yang berkualitas dan berlangsung sepanjang hayat. Mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa kemudian tua, manusia mengalami proses pendidikan yang didapatkan dari orang tua, masyarakat maupun lingkungannya.

Pendidikan Nasional kita berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar RI tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadaptuntutan zaman. Maka Pendidikan Nasional kita diharapkan sebagai cahaya penerang yang berusaha menuntun manusia dalam menentukan arah, tujuan dan makna kehidupan ini. Manusia sangat membutuhkan pendidikan melalui proses penyadaran yang berusaha menggali dan mengembangkan potensi dirinya. Proses yang dilakukan ini tidak hanya sekedar untuk mempersiapkan manusia agar dapat menggali, menemukan, menempa potensi yang dimiliki, namun juga untuk mengembangkannya dengan tidak menghilangkan karakteristik masing-masing.

Dalam mencapai tujuan pendidikan tersebut banyak mengalami tantangan baik yang berasal dari dalam (sistem pendidikan) maupun dari luar salah satunya adalah globalisasi.Globalisasi mempengaruhi hampir disemua aspek kehidupan yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspek pendidikan yang banyak diterima, diucapkan di dunia pendidikan. Dilihat dari kepentingan nasional, globalisasi pendidikan itu lebih banyak ruginya dari pada untungnya. Sebab jika Indonesia menerima globalisasi pendidikan, dapat dipastikan akan mengakibatkan dampak yang sangat luas dalam pelaksanaan pendidikan. Dalam berbagai hal pendidikan nasional kita masih jauh tertinggal disbanding pendidikan di Negara-negara maju. Walaupun demikian pemerintah kita tidak tinggal diam, terlebih pendidikan di Indonesia menjadi tanggung jawab pemerintah guna terus mengadakan perubahan.

Perubahan adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan. Setiap perubahan akan diimbangi oleh perubahan lainnya. Perubahan dapat terjadi ketika ada dorongan utama dari luar dirinya, atau perubahan itu terjadi dari luar dirinya karena makna kehidupan individu dan sifat masyarakat diberi definisi baru. Dengan pendidikan diharapkan sesorang dapat memperoleh pengetahuan yang dapat mencerahkan

Meskipun istilah globalisasi telah begitu terkenal, dalam banyak hal awalnya hampir tidak ada perdebatan ilmiah dan kritis terhadapnya, kecuali doktrin. Gerakan globalisasi bila ditelusuri telah tumbuh dan mulai ada sekitar tahun1000 dan 1500 M. Saat itu ditandai dengan adanya interaksi dalam hubungan antar bangsa di dunia, mulai dari para pedagang Tiongkok dan India baik melalui jalan darat ( seperti misalnya jalur sutera) maupun jalan laut untuk berdagang. Kaum pedagang ini selain berdagang, mereka juga menyebarkan nilai-nilai agamanya, abjad (pendidikan), arsitek (seni), nilai-nilai social dan budaya yang mereka miliki.

Globalisasi pada hakekatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama dari bangsa-bangsa di seluruh dunia ( Edison A.. Jamli dkk, 2005). Proses globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosiologi, kebudayaan pertahanan keamanan, politik internasional dan lain-lain. Kemudian menjadi kerangka kerja yang tersebar luas ke seluruh dunia dengan begitu cepat melalui teknologi informasi dan komunikasi sebagai faktor pendukung utama dalam proses globalisasi.

Kehadiran globalisasi tentunya berpengaruh terhadap semua aspek kehidupan suatu Negara termasuk Indonesia . Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan tersebut di atas akan berpengaruh pula bagi dunia pendidikan di Indonesia. Yang menjadi perhatian kita dalam hal ini adalah tentang realitas globalisasi dan bagaimana respon dunia pendidikan kita terhadapnya, dan bagaimana kita menyiapkan diri untuk menghadapinya, agar dapat mengambil manfat dari arus globalisasi tersebut.

PEMBAHASAN

Pendidikan merupakan hak asasi setiap manusia, yang telah diakui dalam UUD 1945 Pasal 31 ayat (1) yang menyebutkan bahwa setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan. Pendidikan merupakan serangkaian proses pemberdayaan potensi dan kompetensi untuk menjadi manusia yang berkualitas dan berlangsung sepanjang hayat. Mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa kemudian tua, ,manusia mengalami proses pendidikan yang didapatkan dari orang tua, masyarakat, maupun lingkungannya. Pendidikan bagaikan cahaya penerang yang berusaha menuntun manusia dalam menentukan arah, tujuan, dan makna kehidupan ini. Manusia sangat membutuhkan pendidikan melalui proses penyadaran yang berusaha menggali dan mengembangkan potensi dirinya. Proses yang dilakukan ini tidak hanya sekedar untuk mempersiapkan manusia agar dapat menggali, menemukan, menempa potensi yang dimiliki, namun juga untuk mengembangkannya dengan tidak menghilangkan karakteristik masing-masing.

Seiring majunya ilmu pengetahuan disertai majunya teknologi, juga semakin kencangnya pengaruh globalisasi membawa dampak tersendiri bagi Pendidikan di Indonesia. Beberapa tahun belakangan ini banyak sekolah di Indonesia melakukan globalisasi dalam sistem pendidikan internal sekolah. Dalam hal ini terlihat dengan diterapkannya bahasa asing seperti bahas Inggris, bahasa Mandarin dan bahasa Jepang sebagai mata pelajaran wajib di sekolah, yang dikenal dengan billingual school. Selain itu berbagai jenjang pendidikan mulai dari sekolah menengah hingga perguruan tinggi baik negeri maupun swasta membuka program kelas internasional/ standart internasional. Bahkan akhir-akhir tahun ini untuk Pre-Scool pun sudah mendapatkan pelajaran dengan bahasa asing ( bahasa Inggriis, bahasa Arab).

Meskipun demikian, globalisasi bisa dikatakan “mitos”, realitas hubungan global tampaknya memiliki gerak histories yang dapat dijelaskan. Kalimat yang sering kita dengar sebagaimana dipidatokan Presiden Soeharto dulu, dan juga para politisi “Pro-Globalisasi”,”mau tidak mau, suka tidak suka, kita tidak dapat menghidar dari arus besar globalisasi ……… ……”(Nurani Soyomukti : 2008) Pada kenyataannya, globalisasi sudah menjadi pembicaraan dalam berbagai literature akademik dan segera diadopsi di sekolah-sekolah dan universitas kita. Istilah globalisasi yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia, baik melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya popular dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu Negara menjadi semakin sempit  (Wikipedia Bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas) Penggunaan globalisasi dalam suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah,hal ini menimbulkan suatu proses dimana antar individu, antar kelompok, dan antar suatu bangsa dalan suatu Negara saling berinteraksi, bergantung, terkait dan mempengaruhi satu sama lain yang melintasi batas Negara, sehingga dalam banyak hal globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran Negara/ batas-batas Negara.

Globalisasi pendidikan dilakukan untuk menjawab kebutuhan pasar akan tenaga kerja yang berkualitas, dengan harapan tenaga kerja Indonesia dapat bersaing di pasar dunia. Apalagi dengan diterapkannya perdagangan bebas, mau tidak mau dunia pendidikan Indonesia harus menghasilkan lulusan yang siap kerja agar tidak menjadi “budak” di negeri sendiri. Seiring dengan peningkatan kualitas pendidikan hendaknya selaras denagn kondisi masyarakat Indonesia saat ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan. Dengan melihat kenyataan ini, untuk dapat menikmati pendidikan dengan kualitas yang baik tadi tentu saja memerlukan biaya yang tidak sedikit. Hal ini merupakan salah satu pengaruh globalisasi pendidikan, sebagai contoh : Untuk dapat menikmati pendidikan pada program kelas Internasional di suatu sekolah diperlukan dana yang tidak sedikit, dan ini hanya dapat dinikmati golongan kelas atas yang mapan. Dengan kata lain yang maju semakin maju, dan golongan yang terpinggirkan semakin terpinggirkan dan tenggelam dalam arus globalisasi yang semakin kencang yang akan menyeret mereka dalam jurang kemiskinan.

Kemiskinan merupakan masalah utama yang ditimbulkan globalisasi, globalisasi membuat yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Kesenjangan ini dapat memicu kecemburuan yang berpotensi menjadi konflok social. Peningkatan kualitas pendidikan yang sudah dicapai akan sia-sia jika ada gejolak social dalam masyarakat, ini terjadi akibat adanya kesenjangan social akibat kemiskinan dan ketidakadilan. Oleh karena itu,  perlu adanya langkah-langkah antisipasi untuk menyiapkan, menemukan, memperbaiki dan menahan gejolak tersebut ditekan seminim mungkin agar tidak terjadi. Dilihat dari kepentingan nasional, globalisasi pendidikan itu lebih banyak ruginya dari pada untungnya. Sebab jika Indonesia menerima globalisasi pendidikan, dapat dipastikan akan mengakibatkan dampak yang sangat luas dalam pelaksanaan pendidikan.

Dalam berbagai hal pendidikan nasional kita masih jauh tertinggal dibanding pendidikan di Negara-negara maju. Walaupun demikian pemerintah kita tidak tinggal diam, terlebih pendidikan di Indonesia menjadi tanggung jawab pemerintah guna terus mengadakan perubahan. Langkah-langkah pmerintah yang telah diambil, antara lain adanya peningkatan mutu dan kualitas kelulusan sekolah, peningkatan kwalitas tenaga kependiikannya dengan adanya sertifikasi guru. Kebijakkan-kebijakan yang diambil pemerintahpun tak lepas dari globalisasi, sebab perubahan kebijakan tersebut mengacu dari barat, yang membawa globalisasi. Menghadapi perubahan social akibat adanya globalisasi, dunia pendidikan melalui Unesco berusaha mengakomodasi tuntutan social pendidikan dengan menegaskan pilar-pilar yang direkomendasikan dalam dunia pendidikan yaitu: learning to know, learning to do, learning to be dan learning to live together (Nurani Soyomukti, 2008: 31)

PENUTUP

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa globalisasi dan perubahan merupakan sesuatu yang akan terjadi dan mempengaruhi segala aspek kehidupan termasuk pendidikan. Pendidikan sebagai upaya sadar sekaligus manusiawi, mau tidak mau harus menerima perubahan akibat globalisasi, karena merupakan hal yang tidak bisa terhindarkan. Namun agar pendidikan sebagai wahana untuk pembentukkan jatidiri bangsa tidak luntur karena globalisasi, maka diperlukan adanya filter agar budaya yang masuk lewat globalisasi tidak merusak pendidikan itu sendiri, sehingga walaupun ada globalisasi warga Negara tetap memperoleh pengetahuan yang mencerahkan kehidupannya.

 

 


0 Komentar

Untuk mengirimkan komentar silakan login terlebih dahulu!

JURNAL LAINNYA

Kirim pertanyaan, saran, dan masukan anda kepada kami